Jika membahas tentang politik Indonesia, yang selalu terbayang adalah dunia penuh konflik dan korupsi. Tidak sedikit masyarakat yang mulai enggan atau bersikap apatis terhadap dunia politik karena hal tersebut. Generasi muda juga mulai enggan mempelajari apa itu politik di tengah gempuran era globalisasi.
Padahal, penting sekali untuk selalu update dan mempelajari berita terbaru yang terjadi di Indonesia, terutama tentang korupsi, supaya masyarakat semakin awas akan tindak pidana korupsi. Untuk memancing hasrat masyarakat terutama generasi muda akan situasi politik, tidak sedikit musisi yang menciptakan lagu berbau politik sebagai wadah untuk mengajak kita supaya bersama-sama melawan dan menjauhi korupsi. Siapa saja musisi tersebut?
Iwan Fals
Virgiawan Liestanto atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya Iwan Fals, menjadi daftar pertama musisi yang giat menyuarakan kritik terhadap para penguasa negeri. Lirik lagu ciptaannya terkesan sederhana dan mengandung humor, namun pesan yang ingin disampaikan tetap terlihat. Sindiran untuk para pelaku koruptor pun ia curahkan dalam lirik lagu ciptaannya. Aspirasinya dalam lirik lagu sering menggunakan bahasa kiasan dan peribahasa. Contohnya lagu “Tikus-Tikus Kantor” dan “Rekening Gendung”. Berikut penggalan lirik “Tikus-Tikus Kantor”: Kucing datang cepat ganti muka // Segera menjelma bagai tak tercela // Masa bodo hilang harga diri // Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi.
Navicula
Navicula merupakan grup musik asal Pulau Dewata dengan formasi awal terdiri dari Robi (vokal/gitar), Made (bas), Gembull (Drum), dan Dankie (gitar). Berdiri pada tahun 1996, grup musik yang mengusung genre grunge ini sering memasukkan pesan politik dan lingkungan dalam lirik lagunya. Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggandeng sang vokalis, yaitu Robi Navicula, untuk ikut serta dalam festival lagu Suara Anti Korupsi (Saksi). Salah satu lagu Navicula yang memberikan pesan antikorupsi adalah “Mafia Hukum” yang rilis tahun 2013. Liriknya membahas tentang permainan hukum yang dilakukan oleh para koruptor.
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca (ERK) merupakan salah satu grup musik indie yang mempunyai banyak penggemar di kalangan anak muda. Melalui musik, ERK menyuarakan keluhannya tentang kondisi politik di Indonesia yang ruwet dan penuh korupsi dengan gaya yang mudah dinikmati oleh para penikmat musik khususnya generasi muda. ERK menjadi salah satu grup musik yang ikut mengisi konser Suara Antikorupsi yang dihelat oleh KPK untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia. Salah satu lagunya yang berisikan kritik terhadap pemerintah perihal korupsi yaitu “Mosi Tidak Percaya”. Lagu ini sering dinyanyikan oleh peserta demonstrasi hingga dijadikan anthem setiap kali mereka turun ke jalan.
Morfem
Grup musik indie lainnya yang giat menyuarakan tentang korupsi adalah Morfem. Seperti halnya ERK, lagu-lagu Morfem banyak digandrungi oleh anak-anak muda. Grup musik dengan genre rock alternatif ini, menjadi salah satu musisi yang masuk ke dalam album musik “Frekuensi Perangkap Tikus” yang diusung oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya korupsi. Lagu Morfem yang masuk ke dalam album tersebut berjudul “Kami Bosan jadi Negara Dunia Ketiga”. Liriknya tentang kebosanan menjadi negara dunia ketiga karena korupsi yang sudah mengakar dan merajalela.
Membahas politik memang suatu hal yang berat. Namun dengan musik, politik menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat yang mendengarkannya. Yuk, kunjungi laman ACLC KPK untuk mendapatkan informasi lainnya terkait sikap antikorupsi. Semoga bermanfaat!
Posting Komentar untuk "Ini Sederet Musisi yang Melawan Korupsi dengan Musik"